Sejarah Desa
Desa Malaringgi, yang terletak di Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, adalah sebuah desa yang kaya akan budaya dan keindahan alam. Dengan kode PUM 7405112008, desa ini dipimpin oleh Kepala Desa Bapak Sarifuddin dan Sekretaris Desa Bapak Abdul Malik, S.H. Malaringgi terbagi menjadi dua wilayah utama, yaitu Benu-benua dan Pembalean. Wilayah Benu-benua terdiri dari Dusun 3 dan Dusun 4, sedangkan Pembalean terdiri dari Dusun 1 dan Dusun 2, yang masing-masing memiliki karakteristik dan komunitasnya sendiri.
Penduduk Desa Malaringgi sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Pertanian menjadi tulang punggung ekonomi desa ini dengan komoditas utama seperti cengkeh, jambu mete, kelapa, dan pala. Selain itu, kehidupan di tepi laut memberikan kesempatan bagi banyak penduduk untuk mencari nafkah sebagai nelayan, memanfaatkan kekayaan sumber daya laut yang melimpah.
Budaya lokal yang kental masih sangat dijaga di Desa Malaringgi. Tarian Malulo, yang lebih dikenal sebagai Lulo, merupakan salah satu warisan budaya Sulawesi Tenggara yang kerap dipertunjukkan dalam berbagai acara adat dan perayaan desa. Selain itu, desa ini juga memiliki makanan tradisional yang khas, yaitu Sinonggi, yang terbuat dari sagu dan disajikan dengan kuah ikan yang segar, memberikan cita rasa unik yang memanjakan lidah.
Keindahan alam Desa Malaringgi menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Pantai Batu Merah, Pantai Kea-Kea, dan Mata Iwoi menawarkan panorama yang memukau dengan hamparan pasir putih dan air laut yang jernih. Selain itu, air terjun Bumbula dan Tobi menambah pesona alam desa ini, memberikan suasana tenang dan asri yang cocok untuk berwisata alam dan melepas penat.
Desa Malaringgi adalah perpaduan antara keindahan alam, kekayaan budaya, dan kehidupan masyarakat yang harmonis dengan lingkungan, menjadikannya sebuah destinasi yang menarik untuk dijelajahi.
